Rabu, 20 Februari 2008

Globalisasi, Bangsa dan Mahasiswa

Dear all Worlds...

Saya adalah orang Indonesia, lahir di tanah Indonesia dari perut seorang ibu yang berkebangsaan Indonesia. jadilah saya orang Indonesia. Saya hidup di Indonesia dengan segala aturan bangsa yang ada, dan saya wajib mematuhinya karena saya orang Indonesia. bagaimanapun keadaan bangsa ini, saya tetap jadi bangsa Indonesia.

Mari melihat hal lain, bangsa ini sudah banyak dimasuki berbagai pengaruh asing. mungkin bukan pemerintahannya karena saya tidak tahu menahu tentang itu semua, tapi yang jelas teman2 saya disini sudah banyak memakai benda-benda yag diiklankan sponsor asing, sponsor itu merupakan pendoktrinan, jadi pengaruh asing itu sudah masuk ke teman2 saya disekitar saya.

Lho tapi tunggu dulu donk... kan saya sendiri ngetik ini pake laptop yang merupakan produk asing. jadi saya juga korban pengaruh asing? ya silakan anda berpendapat. yang jelas tahukah anda pengaruh buruk globalisasi adalah persaingan pada beberapa pihak. globalisasi adalah kebebasan dalam meningkatkan diri, bayangkan bagaimana jika perusahaan anda diberikan kebebasan dalam mengembangkan usaha... maka akan timbul keserakahan dalam diri ketika anda merasa ini selalu kurang.... tahukah anda perekonomian di dunia ini dikuasai oleh beberapa perusahaan besar?saya pun hanya mendengar berita itu.

dilain hal, maksud saya dengan mengesampingkan orang yang menderita karena penguasaan para pihak yang serakah.....banyak teknologi baru yang ditawarkan para pemilik perusahaan dan menarik perhatian masyarakat. hal yang sudah banyak diakui memang Indonesia tidak bisa menyamai teknologi negara sana... yah wajar toh manusia yang memiliki sifat untuk selalu memilih yang lebih baik. jadi wajar kan saya dan teman2 saya terpengaruh pengaruh asing?wajar kan?

Wajr toh saya tidak harus mengambil peduli dengan teman saya yang menderita karena ditindas. tahukan anda buruh pabrik sepatu Nike dibayar sangat kecil dengan jam kerja yang tidak masuk akal banyaknya. ironisnya upah ini jauh lebih kecil dari upah Tiger Woods yang cuma nampang promosiin Nike... coba kalian pikir... siapa yang lebih berjasa dalam Nike? Buruh atau Tiger Woods... silakan berpendapat.

Wajar toh kalau saya yang telah merogoh kocek yang saya punya (walu itu masih dari keringat orang tua saya) dan saya membeli sepatu Nike lalu saya bergaya didepan para buruh yang membuat sepatu itu tetapi tidak mampu membelinya... apakah kalian mengerti sakitnya hal itu? kalau saya sih tidak mengerti... kan saya terkena pengaruh asing, yang beli, yang terlihat keren.

Well orang Indonesia mah sukanya mengamil jalan tengah yang netral. lihatlah ketika negara2 maju punya politik Kapitalisme dan Komunisme atau sosialisme, dan hukum ISlam, kita mengambil jalan tengah yaitu demokrasi terpimpin. ketika negara maju ikut berperang dalam perang dingin sampai ada blok2an. kita mengambil anti blok dan jadi orang yang damai, kalau kata senior saya ketika lagi OSPEK, "Cari Aman KAlian Dek?"

ya sudah saya toh tak menyalahkan hal itu, kata buku PPKN saya, sebaiknya kita ambil efek baik dari globalisasi dan saring pengaruh buruknya, yah itulah saya yang sekarang Mahasiswa ini lakukan. tak bisa berkutik banyak, hanya bisa bicara, kenapa bisa seperti itu?
apakah karena saya ini tinggal di INdonesia?
atau karena Indonesia yang payah?
atau rakyat Indonesia yang payah?
atau saya Yang payah?

silakan anda berpikir dan berpendapat......