Senin, 24 November 2008

Disorientasi Pendidikan

Dear all Words,

Dalam sistem Pendidikan di Indonesia, pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga dapat diaplikasikan dalam pembangunan bangsa. Ini merupakan tujuan mulia dari pendidikan yang merupakan faktor utama mengapa manusia pantas memimpin bumi ini. Nenek moyang kita pun tidak pernah lepas dari proses pendidikan, lihatlah ketika dahulu manusia masih menggunakan lubang karang sederhana yang berukuran besar untuk tempat tinggal tetapi kini kita lihat tempat tinggal manusia telah mempunyai ragam yang unik dan berteknologi tinggi. Ini adalah salah satu bukti bahwa pendidikan telah memajukan manusia, bagaimana mungkin suatu rumah yang kompleks dapat dibangun tanpa proses pembelajaran.
Melihat pentingnya pendidikan, maka manusia mengatur hal ini dalam suatu tempat yang kita kenal sebagai sekolah. Tujuan dari sekolah adalah tempat terjadinya proses pembelajaran dan transfer ilmu. Sekolah merupakan tempat para calon pembangun peradaban mengisi harinya dengan pengetahuan dan pembelajaran.
Kembali kemasa kini, pendidikan masih tetap dijalankan oleh peran sekolah. Namun tidakkah kita lihat bahwa orientasi pendidika yang kita kenal sekarang ini jauh berbeda dengan dahulu didirikan. Kita tidak perlu melihat sistem pemerintahan di negara kita terutama yang berhubungan dengan pendidikan, kita melihat ke peserta didik saja. Dalam pendidikan di negara ini, para peserta didik diarahkan untuk mengetahui suatu ilmu yang tanpa diketahui apakah ilmu itu keinginan mereka. Akhirnya proses pendidikan yang terjadi hanyalah proses mengisi gelas dengan air, hingga gelas itu penuh dan tidak bisa menampung air lagi. Jika gelas itu penuh dan terus diisi air, maka air yang lama akan keluar dan digantikan dengan air yang baru.
Salah satu bukti kegagalan pendidikan atau disorientasi pendidikan adalah rasa boring peserta didik terhadap sekolah. Kenapa peserta didik lebih senang jika gurunya berhalangan mengajar, atau sekolah pulang lebih cepat dan lain sebagainya. Bukankah pendidikan adalah beban yang dipilih seorang manusia agar memajukan hidupnya, artinya setiap orang yang ingin maju menambah beban hidupnya dengan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik bukan atas dasar kemauan sendiri untuk dididik, melainkan atas paksaan dari berbagai hal. Misalnya sugesti bahwa sekolah dapat menjadi orang sukses, paksaan orang tua dan lain sebagainya. Pendidikan adalah suatu hal yang semestinya menyenangkan karena manusia tahu bahwa dirinya akan menjadi lebih baik. Siapkah yang salah? Sistem pendidikan atau memang manusia kini sudah tidak butuh pendidikan alias malas?
Akibat orientasi ini, maka jika seseorang masuk dengan paksa (tidak nyaman didalamnya), maka seseorang itu ingin cepat keluar sehingga melakukan segala cara untuk keluar lebih cepat. Berkembanglah budaya mencontek agar lebih cepat lulus dan mendapat nilai yang baik. Bagaimana orientasi pendidikan untuk mencetak manusia yang jujur dan bagaimana kejujuran dilupakan padahal kejujuran adalah dasar budi luhur manusia sebagai pemimpin dunia. Ini hanya merupakan salah satu fenomena disorientasi pendidikan.
Tidak akan pernah selesai masalah ini jika kita tidak sadar akan pentingnya pendidikan bagi diri ita sendiri. Kita harus menyadari bahwa pendidikan adalah perjalanan hidup dan perjalanan hidup kita tidak boleh diarahkan orang lain, kita sendiri yan mengarahkan hidup kita. Jadi pendidikan bukan paksaan, tetapi itu adalah bagian dari perjalanan hidup kita, jika kita memang mengarahkan kesana.

Tidak ada komentar: